Hari Pulau (Island Day) merupakan hari peringatan pemerintah Korea yang ditetapkan setiap 8 Agustus untuk meningkatkan kesadaran tentang nilai pulau-pulau negara tersebut. Korea memiliki lebih dari 3.300 pulau dengan rincian sekitar 473 pulau berpenghuni dan 2.910 pulau tak berpenghuni. Hal ini menjadikan perayaan ini penting untuk mempromosikan wisata dan pelestarian pulau-pulau tersebut. Pada tahun 2019 pemerintah (Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan) secara resmi menetapkan 8 Agustus sebagai Hari Pulau. Sejak saat itu, setiap tahun diadakan berbagai acara untuk menyorot aspek ekologi, budaya, dan pariwisata pulau-pulau di Korea.
Pada perayaan Hari Pulau, berbagai kebijakan pengembangan pulau diperkenalkan bersamaan dengan aktivitas budaya dan wisata di pulau. Sebagai contoh, Festival Hari Pulau ke-5 tahun 2024 diadakan di Kota Boryeong (Provinsi Chungnam), dengan tema “Islands connected by love” dan berlangsung empat hari di Pantai Daecheon. Ribuan pengunjung dapat menikmati pengalaman edukasi serta atraksi khas pulau, seperti berjalan di lumpur pantai, menangkap kerang secara tradisional, pameran informasi pulau, dan kuis seputar keanekaragaman pulau Korea. Selain itu, pengunjung bisa membeli hasil bumi dan produk lokal dari pulau-pulau setempat. Sebagai bentuk apresiasi, diselenggarakan juga undian hadiah bagi pengunjung yang berhasil mengelilingi lima pulau utama Boryeong (Wonsan, Sapsi, Godae, Janggo, dan Hyoja) selama festival.

Stan pameran resmi Pemerintah Kota Incheon di Festival Hari Pulau ke-5 (2024), menampilkan materi promosi Pulau-pulau Incheon seperti Ganghwado dan Ongjin. Kredit: Pemerintah Kota Incheon.
Festival ini juga menjadi kesempatan pejabat dan masyarakat untuk menyuarakan komitmen menjaga pulau. Dalam pidato pembukaan Festival Hari Pulau ke-5, Wakil Menteri Ko Ki-dong menyatakan, “Negara kita dengan sekitar 3.400 pulau adalah salah satu sepuluh negara kepulauan terbesar di dunia. Kami akan berupaya meningkatkan nilai pulau-pulau berharga dan kebahagiaan 800.000 penduduk pulau di seluruh negeri”. Di forum tahun 2024 pun dibahas strategi “Pengembangan Pariwisata Pulau Secara Global”, untuk meningkatkan aksesibilitas dan kualitas hidup penduduk pulau, sekaligus mempromosikannya sebagai destinasi global Kepala Boryeong, Kim Dong-il, menggarisbawahi bahwa pulau-pulau kaya akan budaya dan keindahan alam, sehingga acara ini diharapkan dapat mendorong wisatawan nasional mengenal dan mengunjungi pulau-pulau di Provinsi Chungnam.
Pada tahun sebelumnya, lokasi Pantai Daecheon dipilih karena selain terkenal dengan Festival Lumpur, juga terhubung dengan Pulau Wonsan melalui terowongan bawah laut terpanjang di Korea Akibatnya pantai ini mampu menampung sekitar 1,7 juta wisatawan setiap musim panas dan menjadi panggung baik untuk acara lokal maupun nasional. Dalam area inilah sebagian besar kegiatan Hari Pulau berlangsung. Pameran dan pentas seni sering digelar di dekat pantai, sedangkan pulau terdekat seperti Wonsan dan Sapsi menjadi tujuan tur ziarah dan jelajah alam yang digencarkan selama Hari Pulau.

Gambar menampilkan kepulauan Wando dan laut biru yang bersih, menggambarkan lanskap alam yang menjadi potensi utama untuk Hari Pulau ke‑6, tahun 2025. Kredit: Korea.net (Wando-gun County Office)
Untuk tahun 2025, pemerintah telah menunjuk Kabupaten Wando (Provinsi Jeolla Selatan) telah ditunjuk sebagai tuan rumah Hari Pulau ke-6. Wando dikenal karena keindahan pulau-pulaunya dan pantai bersihnya, menjadikannya lokasi yang ideal. Menurut Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan, faktor yang dipertimbangkan termasuk keindahan alam, warisan sejarah, dan potensi wisata Wando. Rencana acara 2025 masih belum diumumkan secara resmi, namun kemungkinan akan menampilkan unsur lokal khas Wando (seperti produk rumput laut dan terapi laut) serta melibatkan artis nasional seperti pada acara Hari Pulau 2024. Acara di Wando diharapkan kembali menghidupkan pariwisata pulau Korea dan mempererat kesadaran akan pentingnya pulau-pulau sebagai aset bangsa.
Di tengah hiruk-pikuk modernisasi dan kehidupan digital, Hari Pulau mengajak kita sejenak menoleh ke laut, tempat lahirnya sejarah dan budaya Korea. Pulau-pulau seperti Wando bukan sekadar destinasi, melainkan cermin kehidupan yang selaras dengan alam. Merayakannya setahun sekali bukan hanya simbolis, tapi bentuk penghormatan yang sepantasnya. Langkah Pemerintah Korea ini patut diapresiasi karena kesederhanaannya yang bermakna, menjadi pengingat akan pentingnya menjaga warisan bahari.
How about this article?
- Like1
- Support0
- Amazing0
- Sad0
- Curious0
- Insightful0