Buku Wartawan Kehormatan Korea dari Indonesia (1): Mengapa Saya Perlu Menerbitkan Buku tentang Korea? (Buku "내일이 곧 지금이다 / Naeiri God Jigeumida/ Besok adalah Sekarang)
2025-01-04Tulisan ini merupakan pengalaman berharga selama saya menjadi Wartawan Kehormatan Korea sejak tahun 2023 sampai saat ini. Semua tulisan saya yang telah dipublikasikan di kanal Korea.net dan honorary reporters akan diterbitkan menjadi sebuah buku dengan judul "Naeiri God Jigeumida/ Besok adalah Sekarang". Oleh karenanya, melalui tulisan ini, saya akan menulis pengalaman tersebut secara bersambung. Saya menulisnya secara berurutan sejak saya berproses setelah ditetapkan sebagai wartawan kehormatan Korea 2023, mengajukan ijin membuat buku, mendapatkan kata pengantar, sampai nantinya buku terbit. Buku ini akan diterbitkan tahun 2025, sedangkan untuk cover dari buku ini, saya mengunakan beberapa pilihan yang telah dibuat oleh Artificial Intelligence. Dari puluhan alternatif telah dibuatnya, maka ada lima sampul buku favorit. Saya akan memilih satu diantaranya. Semoga dengan menuliskan cerita ini dapat menambah pengetahuan baru dan kekayaan literasi tentang Korea terutama bagi semua orang di Indonesia.
Selamat membaca
Pada Mulanya dan Mulai Belajar
Bila mengenang pada awal mulanya. Pada tahun 2022, masa itu Pandemi Covid-19 sudah mulai mereda, namun belum sepenuhnya berakhir. Seorang teman menyarankan agar saya mendaftar sebagai Wartawan Kehormatan Korea. Wartawan Kehormatan Korea merupakan salah satu program dari Korean Culture and Information Service [KOCIS] di bawah naungan dari Kementerian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata, Korea.
Sahabat tersebut telah mengenal saya sebagai peneliti, jurnalis, penulis, dan menyukai minat tentang literasi. Dia mengirimkan link tautan agar saya segera mendaftar, namun saya tidak terlalu mengindahkannya, bahkan sampai beberapa bulan saya tidak membuka informasi dari program tersebut. Awalnya, saya memang tidak terlalu berminat untuk mendaftar sebagai Wartawan Kehormatan Korea. Selain berbagai pekerjaan yang masih saya tekuni, saya pun tidak banyak memahami tentang Korea. Jadi, walaupun saya suka dengan menulis dan kegiatan literasi, namun pengetahuan saya tentang Korea sangatlah minim.
Selain itu, pemahaman masyarakat di Indonesia tentang Korea sebagian besar adalah mengenai K-Pop dan Drama Korea (Drakor). Kedua hal tersebut hampir tidak menyisakan informasi lainnya lagi tentang Korea di Indonesia. Sementara itu, saya sendiri bukan penikmat K-Pop dan Drakor. Saya pasti tertinggal jauh untuk kedua informasi tersebut, K-Pop dan drama Korea.
Namun, entah bagaimana ceritanya ternyata saya mendaftar juga sebagai Wartawan Kehormatan Korea dengan segala keterbatasan informasi dan pengetahuan tentang Korea. Saya pikir, sebaiknya mendaftar terlebih dulu, selebihnya akan saya pertimbangan lebih lanjut. Saya mendaftar lebih dikarenakan memiliki hoby membaca, menulis, dan literasi.
Pada saat mengisi dan mengirimkan formulirnya, saya menulis apa adanya. Saya menulis dengan jujur kalau informasi, pengetahuan, dan bahasa Korea sangat minim. Saya pun menulis rencana penulisan dengan berbagai tema Korea seperti sejarah, budaya, sastra, gender di Korea. Sangat abstrak, karena saya sendiri memang tidak tahu apa yang akan saya tulis. Salah satu rencana tulisan saya adalah tentang kerjasama antara Korea dan Indonesia tentang kesetaraan gender. Akhirnya, formulir aplikasi itu pun saya kirim.
Setelah formulir aplikasi terkirim, saya pun tidak terlalu banyak berharap. Sangat wajar bila saya tidak diterima. Namun, ternyata pada bulan April 2023, saya menerima surat elektronik (surel) yang menyatakan diterima sebagai wartawan kehormatan. Kaget namun senang.
Selanjutnya, saya menerima surel dari koordinator untuk Divisi Bahasa Indonesia (27/04/2023). Sekedar informasi Wartawan Kehormatan Korea ini terbagi menjadi 10 bahasa. Setiap negara memiliki koordinatornya masing-masing. Untuk koordinator Divisi Bahasa Indonesia terdiri dari dua orang staf, masing-masing orang Indonesia dan Korea. Mereka berdualah yang akan mengecek semua artikel yang saya kirim. Layak atau tidaknya artikel yang saya tulis sesuai dengan persetujuan mereka. Ada artikel diminta untuk direvisi lagi, ditolak, atau kalau tidak banyak revisi dapat langsung diunggah. Semua tulisan yang sudah melewati review akan ada di website Wartawan Kehormatan (https://honoraryreporters.korea.net/index.do?tpln=10).
Apabila tulisan kita pada website tersebut banyak pengunjungnya (viewers), maka akan dipublikasikan kembali di website utama Korea.net bersama dengan tulisan dari wartawan kehormatan dari negara-negara lainnya. Semua tulisan yang akan kita kirim sudah harus ditulis di HR Studio. HR Studio adalah dashboard website yang hanya bisa digunakan oleh para anggota resmi wartawan kehormatan. Semua wartawan kehormatan yang telah terdaftar dapat login dengan passwords yang dipilihnya.
Pada saat inilah, saya mulai belajar bagaimana agar tulisan kita dapat diterima dan diunggah di website. Koordinator bahasa memberikan beberapa tips, diantaranya: 1) Memiliki tema yang menarik terkait kebudayaan dan kerjasama Korea-Indonesia; 2). Merupakan artikel ditulis sendiri atau kolaborasi dengan wartawan kehormatan lainnya; 3). Mempunyai judul dan foto yang menarik; 4). Menuliskan sumber apabila mengutip dari sumber lain atau menggunakan foto orang lain; 5). Menggunakan kaidah EYD yang baik dan benar (sumber: https://ejaan.kemdikbud.go.id/); 6). Menggunakan ejaan alfabet yang tepat apabila menulis kosakata bahasa Korea (bisa dicek di: https://kornorms.korean.go.kr/example/exampleList.do?regltn_code=0004).
Selain itu ada ketentuan bila artikel kita tidak akan dipublikasikan, apabila: 1). Mengandung konten sensitif terkait SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan); 2). Mengandung plagiarisme (setiap artikel yang diunggah selalu dicek apakah memiliki kesamaan dengan artikel di media lain); 3) Menggunakan foto tanpa menyertakan sumber (setiap foto selalu dicek apakah pernah diunggah oleh orang lain atau tidak). Akan ada peringatan dan sanksi bila kita melakukannya. Pada setiap artikel kita pun tidak dianjurkan menulis dengan kata Korea Selatan, melainkan dengan Republik Korea atau Korea saja.
Setelah penjelasan secara substansi, maka selanjutnya kita akan mengikuti orientasi untuk mendapatkan penjelasan mengenai cara menulis artikel. Untuk memudahkan mendapat informasi dan melakukan komunikasi, maka kami juga diminta untuk bergabung di grup telegram, follow akun Instagram HR Indonesia (@koreanet_hrina) dan HR Global (koreanet_globalhr), dan facebook Honorary Reporters.
Pada bulan Mei 2023, semua wartawan kehormatan yang telah resmi terdaftar sudah dapat menulis di HR Studio (02/05/2023) dan pelantikan dilakukan secara hybrid oleh Dinas Kebudayaan dan Informasi Korea atau Korean Culture and Information Service [KOCIS], Kementerian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata, Republik Korea (19/05/2023).
Saya mengikuti pelantikannya secara daring dan menerima sertifikat pelantikan via e-mail (16/06/2023). Awalnya, saya mengira, bila nantinya tulisan di sertifikat akan tertulis dalam dua bahasa, Korea dan Inggris. Seperti pada umumnya. Namun, ternyata tertulis dalam bahasa Korea dan Indonesia. Ini jadi sertifikat pertama saya selain bahasa Indonesia dan Inggris.
Menurut saya, sebagai penulis, penulisan bahasa Indonesia pada sertifikat menunjukkan apresiasi Korea terhadap Indonesia. Setelah pademi mulai mereda, akhirnya saya memiliki sertifikat yang cukup signifikan. Selain sertifikat vaksin Covid -19.
내일이 곧 지금이다 / Naeiri God Jigeumida/ Besok adalah Sekarang (Draft Cover Buku Saya)
Saatnya Bekerja, Tapi Apa Yang Akan Saya Tulis?
Setelah penetapan dan pelantikan sebagai Wartawan Kehormatan Korea, maka sebagai bagian dari tanggung jawab tersebut, saya akan menulis beragam tema tentang Korea, termasuk beberapa kaitannya dengan Indonesia.
Namun, apa yang akan saya tulis tentang Korea? Pengetahuan saya tentang Korea sangat minim sekali.
Hal pertama yang saya lakukan adalah membaca berita terkini tentang Korea yang terdapat di berbagai media massa, mengikuti program kegiatan dari Korean Cultural Center Indonesia (KCCI) dan Kedutaan Besar Korea di Indonesia. Tentu saja, pada masa-masa itu saya sudah semakin sering mendengar K-Pop dan menonton Drama Korea. Saat itu, saya sudah mengenal nama-nama personil dari Blackpink, Jennie, Jisoo, Lisa, dan Rose. Termasuk mengetahui konser Blackpink dengan tema Born Pink di Jakarta (11-12/03/ 2023) adalah konser terbesar di Indonesia setelah Pandemi Covid-19.
Namun, kalau hanya menulis sebuah liputan berita (hard news), maka tulisan kita akan sama dengan penulis lainnya. Artikel tersebut akan 'tenggelam' dalam ribuan artikel lainnya. Tulisan seperti itu juga tidak akan bertahan lama dan berumur panjang. Jadi, saya lebih mengupayakan untuk menulis artikel yang sifatnya timeless dan everlasting.
Oleh karenanya, saya mulai melihat koleksi buku-buku di perpustakaan pribadi, "Apakah saya pernah membeli buku tentang Korea?" Dari tiga lemari buku, saya hanya menemukan satu buku tentang Korea, yaitu laporan jurnalistik Perang Korea karya Mochtar Lubis. Pada tumpukan berkas-berkas makalah, ternyata saya pernah mengikuti lomba esai Korea dari Kedutaan Besar Korea di Indonesia.
Pada sebuah keheningan malam, saat hendak beranjak tidur, tiba-tiba saya teringat pernah punya sahabat pena dari Korea. Saat masih remaja dulu. Saya mencari dan menemukan kembali surat tersebut.
Ternyata ada jejak dan ingatan Korea di masa lalu saya. Secara khusus saya menulisnya dengan judul artikel Naeiri God Jigeumida atau Besok adalah Sekarang, dan membuatnya menjadi judul buku ini.
내일이 곧 지금이다 / Naeiri God Jigeumida/ Besok adalah Sekarang (Draft Cover Buku Saya dibuat oleh Artificial Intelligence)
Boombayah!
Setelah itu, selama satu tahun (Mei 2023-Mei 2024), saya telah menulis 17 artikel telah dipublikasikan di website honorary reporters dan korea.net. Artikel tersebut terdiri dari karya jurnalistik, softnews, in depth reporting, feature. Tema dari tulisan saya adalah: sejarah, budaya, sosial, kesenian, popular, gender, perempuan termasuk diantaranya seorang pahlawan Indonesia keturunan Korea, dan pengalaman masa remaja ketika saya memiliki sahabat pena dari Korea (1994).
Tulisan pertama saya berjudul "Untuk Menyelamatkan Masa Depan Artis K-POP dan Pekerja Anak di Bawah Umur Korea Selatan" (16/05/2023). Tulisan terakhir berjudul "Mengapa Saya Tertarik Menulis Tentang Korea? (Refleksi Special Prize "Call For Story: Korea & You" dari Kedutaan Republik Korea)" (06/12/2023).
Selama satu tahun tersebut ada 8 tulisan saya menjadi week's hits! Tulisan dengan jumlah pengunjung terbanyak. Bahkan, tulisan tersebut baru diunggah di pagi hari dan malamnya sudah jadi week's hits. Padahal belum genap 24 jam. Judul dan tema tersebut menarik perhatian bagi masyarakat Indonesia. Awalnya, beberapa pembaca tulisan saya juga bukan peminat berita dan informasi mengenai Korea, namun menemukan informasi dan perspektif baru tentang Korea. Berikut beberapa tulisan saya yang mendapat respon positif dari pembaca di Indonesia,
"Memorialisasi 43 Tahun Reformasi di Korea (Mei 1980) dan 25 Tahun Reformasi di Indonesia (Mei 1998)" (27/05/2023)
"Merawat Tradisi Hari Lahir Buddha di Kuil Jogyesa dan Candi Borobudur" (30/05/2023)
"Naeiri God Jigeumida ( 내일이 곧 지금이 다): Refleksi Pelantikan Wartawan Kehormatan (2023) dan Korea Sebelum Adanya Drama Korea (1990-2000) (02/06/2023)
"Melacak Tradisi Unik Penduduk Desa Darakut yang Menganggap Burung Gagak Bukanlah Pembawa Sial" (18/06/2023)
"Yang Chil-seong ( 양 칠 성 ) (1919-1949): Peristiwa Bandung Lautan Api dan Pahlawan bagi Dua Bangsa (50 Tahun Persahabatan Korea-Indonesia 1973-2023)
(04/07/2023)
"Mengenal Tokoh Laki-Laki dan Perempuan Bersejarah Pada Mata Uang Korea Won: Dari Raja yang Agung, Cendekiawan, Penulis, dan Penyair" (12/07/2023). Tulisan ini menjadi tulisan pertama saya kolaborasi dengan sesama wartawan kehormatan Korea lainnya, Monthi Rosselini.
"Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982 dan Cho Nam-joo Lahir Tahun 1978" (26/07/2023)
“Surat Jung a-kim (1994): Sahabat Korea Pertamaku, Tiga Puluh Tahun Silam” (27/10/2023)
Pada tahun 2023, ketika saya terpilih sebagai Wartawan Kehormatan Korea juga bertepatan dengan perayaan "50 Tahun Hubungan Diplomatik dan Persahabatan Korea-Indonesia (1973-2023)". Walaupun sebenarnya perjumpaan kedua negara ini sudah terjalin sebelum kedua negara tersebut merdeka. Kedua negara merdeka pada tahun yang sama, 1945, Korea (15 Agustus) dan Indonesia (17 Agustus). Beragam kisah unik dari Korea masih banyak belum diketahui oleh masyarakat Indonesia, dan informasi seperti itu menjadi penting untuk saya tuliskan.
Dalam rangkaian peringatan 50 Tahun Hubungan Korea dan Indonesia, maka Kedutaan Besar Republik Korea (Embassy of the Republic of Korea in Indonesia / 주
인도네시아 대한민국대사관) di Jakarta mengadakan sayembara tulisan dengan tajuk "Call For Story: Korea & You". Saya mengirimkan esai dengan judul "Jung a- kim, Mochtar Lubis, Yang Chil Seong, dan Ingatan akan Membawa Kita Kembali ke Masa Depan (50 Tahun Hubungan Diplomatik Republik Korea- Republik Indonesia 1973-2023)". Esai dengan jumlah 18 halaman meraih special prize dari sayembara tersebut. Tulisan saya menginspirasi perjalanan 50 Tahun Hubungan Diplomatik Republik Korea- Republik Indonesia (1973-2023). Surat pemberitahuan dari pihak Kedutaan Korea (19/10/2023), ibarat oase menyegarkan bagi saya, karena pada saat itu panas di Jakarta sudah mencapai 37 derajat Celcius. Kabar baik memang bisa datang darimana saja, dimana saja, dan kapan saja. Kabar menyejukan di saat cuaca sedang panas-panasnya.
Bulan April 2024, saat hujan deras di sore hari, sebuah surat elektronik (surel) mengirimkan pesan, saya terpilih lagi sebagai "Wartawan Kehormatan Korea 2024" (17/04/2024). Ini kedua kalinya saya terpilih sebagai Wartawan Kehormatan Korea. Sore yang membahagiakan. Semua artikel dan tulisan saya di tahun sebelumnya (2023) termasuk rencana tulisan tahun ini menjadi pertimbangan positif oleh tim seleksi. Puji syukur, saya terpilih lagi tahun 2024. Pelantikan telah dilakukan pada akhir bulan April (30/04/2024). Pada tahun 2024, program Wartawan Kehormatan Korea langsung berada di bawah Kementerian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata, Korea. Sertifikat pelantikannya pun langsung dlkirim via pos dengan tanda tangan Menteri.
Pada tulisan berikutnya saya akan menceritakan ketika mendapat ijin penerbitan buku
Bersambung....
How about this article?
- Like3
- Support0
- Amazing0
- Sad0
- Curious0
- Insightful0