Sejak tanggal 4 Juni hingga 31 Juli 2024, Museum Nasional Hangeul secara resmi memberlangsungkan kembali kontes fotografi dan video tahunan bertajuk “Hangeul I Met 2024”.
Melalui kontes yang telah diadakan selama 4 tahun berturut-turut dalam rangka merayakan hari Hangeul ini, Museum Nasional Hangeul mengajak warga negara Korea maupun global yang memiliki ketertarikan terhadap Hangeul untuk berbagi keindahan Hangeul yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
![](/file/thumbnail.do?img_physical=202451533226784.jpg)
Sama seperti tahun sebelumnya, tahun ini akan dipilih sebanyak 30 karya, terdiri dari 20 karya kategori fotografi dan 10 karya kategori video. Para pemenang nantinya akan mendapatkan penghargaan dan berbagai hadiah yang dikelompokan sebagai pemenang Grand Prize atau Daesang, Juara Pertama, Juara Kedua, Juara Ketiga, dan pemenang Honorable Mentions.
Terkait kontes ini, penulis mewawancarai dua orang pemenang kontes “Hangeul I Met 2023” pada kategori fotografi dan video, yakni Thoraia Gamal, seorang ibu serta koki spesialis makanan Korea di Mesir, dan Nindya Ratna Utari, seorang artis stop-motion yang aktif membuat konten mengenai Korea di sosial media miliknya.
Bagaimana awal mula Anda tertarik dengan Budaya Korea?
Thoraia: Saya sudah menyukai Korea dan budayanya selama lebih dari 12 tahun. Minat saya bermula pada drama Korea dan makanan Korea. Setelah bertahun-tahun mempelajari tentang makanan Korea, sekarang saya menjadi koki makanan Korea di Mesir.
Bagi saya, makanan Korea adalah hal yang membedakan budaya Korea dari budaya lain, karena perpaduan warnanya sangat indah, dan rasanya begitu khas. Hal ini lah yang menarik minat saya dan putri saya, sehingga kami sering membuat masakan Korea bersama. Saya dan putri kecil saya juga tertarik dengan Bahasa Korea, dan sebagai hobi, saya sering membuat jurnal dalam Bahasa Korea.
Nindya: Awal mula ketertarikan saya terhadap budaya Korea dimulai saat saya masih SD. Saat itu, saya sering menonton drama Korea yang tayang di televisi. Drama-drama ini tidak hanya menarik dari segi cerita, tetapi juga memperkenalkan saya pada berbagai aspek budaya Korea.
Dari menonton drama Korea, saya mulai mengenal berbagai budaya Korea, seperti makanan khas Korea yang terlihat enak dan beragam, pakaian tradisional Hanbok yang indah, serta tempat-tempat wisata di Korea. Hingga kini, ketertarikan saya terhadap budaya Korea tetap kuat. Saya masih rutin menonton drama Korea, mendengarkan musik K-pop, mencoba memasak makanan Korea di rumah, dan bahkan bercita-cita untuk mengunjungi Koreasuatu hari nanti.
![](/file/thumbnail.do?img_physical=20245153331122.jpg)
Apakah Anda pernah mengikuti kontes ini sebelumnya & bagaimana Anda menemukan informasi mengenai kontes fotografi dan video Hangeul ini?
Thoraia: Sebelum tahun 2023, saya juga pernah mengikuti kontes ini, tetapi belum menang. Saat itu, saya memperoleh informasinya dari grup K-Friends di Facebook. Dan karena saya sedang mempelajari Hangeul, kompetisi ini menarik perhatian saya. Dan di tahun 2023, sebenarnya ada sebuah kalimat Korea yang saya sukai karena begitu indah, jadi saya memutuskan untuk ikut serta.
Nindya: Sebelumnya saya pernah ikut serta di tahun 2021 dan 2022 untuk kontes fotonya, tetapi belum berkesempatan untuk menang. Saat itu saya melihat informasi kompetisi ini di Instagram Museum Nasional Hangeul (@hangeul_m).
Sejak tahun 2023, karya video dapat diikutkan dalam lomba. Apa yang memotivasi Anda sehingga akhirnya memutuskan untuk ikut serta dalam kontes?
Nindya: Karena saya terbiasa membuat konten video, hal ini membuat saya termotivasi untuk ikut serta. Didalam video bisa memperlihatkan story telling yang lebih menarik. Video memungkinkan saya untuk mengekspresikan ide-ide saya secara visual, sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan lebih baik oleh audiens.
Saya merasa bahwa melalui kontes ini, saya bisa belajar banyak hal baru, mengeksplorasi teknik-teknik baru dalam pembuatan video, dan tentunya mendapatkan pengalaman berharga yang bisa meningkatkan kualitas karya saya di masa mendatang.
Thoraia: Yang memotivasi saya adalah ketika menonton drama Korea bersama putri saya, saya terpikat oleh sebuah kalimat dalam Bahasa Korea yang tampak dalam drama, dan saya bahkan merekam kalimat itu. Saat kontes masih berlangsung, kami senang membuat cerita atau gambar apapun menggunakan Hangeul, jadi inilah awalnya. Terlebih, yang membuat saya bersemangat adalah kalimat itu saya tujukan untuk putri kecil saya, Jory.
![](/file/thumbnail.do?img_physical=202451533331317.jpg)
Inspirasi foto Thoraia Gamal yang menampakkan harmonisasi warna Hanbok yang dikenakan Thoraia dan anaknya, Jory, serta properti dalam foto “Every Moment I Spend With You Was Spectacular”.
Thoraia: Kalimat ‘너와 함께한 모든 시간이 눈부셨다’ terinspirasi dari drama “Goblin” yang saat itu sedang saya tonton bersama putri saya di dalam pelukanku. Kala itu saya memandang putriku dan merasa kalimat ini menggambarkan perasaan saya ketika melihat putri saya. Lalu, karena merah muda adalah warna kesukaan kami, kami mendekorasi latar foto dengan mawar merah muda untuk mendeskripsikan cinta kami terhadap Korea. Membutuhkan waktu hampir satu minggu untuk membuat semua bunga ini karena ini bunga industrial dan bukan dibuat dari kertas.
Saya juga merancang Hanbok dengan tangan saya sendiri dan menyesuaikan warnanya dengan latar foto. Melalui foto ini, kami menampakkan cinta kami untuk satu sama lain dengan kalimat indah di atas kertas berwarna yang kami tempelkan di latar belakang, sehingga pemirsa bisa memahami perasaan kami tanpa kita berbicara.
Inspirasi video Nindya Ratna berjudul “Day by Day Learn Korean Calligraphy” yang menampakkan minatnya dalam mempelajari Kaligrafi Korea dan kreativitasnya dalam produksi video.
Nindya: Video "Day by Day Learn Korean Calligraphy" terinspirasi dari keinginan saya untuk mendalami seni kaligrafi Korea, yang dikenal sebagai Seoye. Dalam video ini, saya berbagi perjalanan saya dalam belajar Seoye dari hari ke hari. Saya merasa bahwa belajar Seoye bukan hanya tentang menulis, tetapi juga tentang memahami makna dari setiap goresan hangeul di dalam kaligrafi. Selain itu, bisa memahami bahwa Seoye adalah cara yang indah untuk merasakan ketenangan, karena setiap goresan membutuhkan konsentrasi dan ketenangan pikiran.
Video "Day by Day Learn Korean Calligraphy" adalah kompilasi dari beberapa segmen video. Setiap video memerlukan waktu 2-3 hari untuk proses pembuatannya, mulai dari persiapan properti hingga pengeditan video. Saat membuat konsep, Saya mulai dengan merancang konsep dan alur video, menentukan tema, dan memilih karakter Hangeul atau kalimat yang akan saya tulis. Kemudian propertinya, saya mempersiapkan berbagai properti seperti kertas yang tebal untuk kaligrafi, kuas, tinta, dan meja yang sesuai untuk menulis. Saya juga mencari referensi untuk teknik penulisan dan inspirasi dari karya-karya kaligrafi lainnya. Saat proses perekaman video, Saya mengambil video dengan tripod dengan hati-hati untuk menunjukkan teknik dan hasil yang terbaik. Kadang-kadang, jika ada kesalahan dalam menulis atau hasilnya tidak sesuai dengan perasaan yang ingin saya sampaikan, saya harus mengulang penulisan tersebut beberapa kali hingga mendapatkan hasil yang diinginkan.
Momen spesial yang saya rasakan adalah ketika akhirnya berhasil menulis kaligrafi dengan hasil yang memuaskan. Setiap keberhasilan kecil ini memberikan kepuasan tersendiri dan mendorong saya untuk terus belajar dan memperbaiki teknik saya.
Bagaimana perasaan Anda ketika terpilih menjadi salah satu pemenang?
Thoraia: Saya merasa sangat bahagia dan memeluk putri saya dengan begitu gembira. Saya tidak menyangka bahwa saya dan putri saya akan menang di tahun 2023.
Nindya: Ketika karya saya terpilih menjadi salah satu pemenang, perasaan saya campur aduk antara bahagia, bangga, dan terharu. Saya merasa sangat bahagia dan bersyukur karena usaha dan dedikasi yang telah saya curahkan dalam proses pembuatan karya tersebut diakui dan dihargai. Saya sangat senang video saya dipamerkan pada “Photo and Video Contest Exhibition” di National Hangeul Museum, Seoul, Korea, dari tanggal 5 hingga 31 Oktober 2023. Meskipun saya tidak dapat menghadiri acara tersebut, saya merasa bangga dan berterima kasih bahwa karya video saya bisa ditampilkan di Korea.
Kontes Hangeul I Met 2024 sudah dimulai. Apakah Anda memiliki tip untuk para pembaca yang berminat untuk mengikuti kontes?
Nindya: (Untuk Videografi) Pertama, pilih tema yang relevan dan menarik, seperti makna karakter Hangeul atau Hangeul dalam kehidupan sehari-hari. Jika ingin fokus pada Korean Calligraphy, bisa tunjukkan detail gerakan kuas dan proses penulisan karakter Hangeul. Ceritakan juga kisah di balik pilihan karakter atau kata Hangeul yang dipilih. Semoga tips ini membantu dalam membuat video untuk kontes selanjutnya.
Thoraia: (Untuk Fotografi) Tips saya, kalian harus menciptakan sesuatu yang inovatif, sesuatu yang menyentuh hati. Jika kalian memiliki pengalaman khusus, bagikanlah. Jangan meniru siapa pun. Lakukan apa yang kalian sukai dengan cara kalian sendiri, sambil menonjolkan keindahan Hangeul Korea.
Bagaimana makna Hangeul bagi para pemenang?
Thoraia: Bagi saya, Hangeul dan Bahasa Korea adalah huruf dan bahasa yang indah dan lembut. Ini juga merupakan pintu gerbang untuk menjelajahi dan menemukan keindahan negara hebat ini. Saya mulai mempelajari budaya Korea karena ingin mengenal Korea lebih jauh, tidak hanya melalui makanan, tetapi juga dengan membaca cerita sejarah dan novel indahnya.
Nindya: Karena Hangeul diciptakan oleh Raja Sejong pada abad ke-15. Hangeul dirancang dengan sistem penulisan yang lebih sederhana untuk memudahkan rakyatnya untuk bisa membaca dan menulis. Bagi saya, Hangeul memiliki makna yang mendalam. Hangeul bukan hanya sekadar alat komunikasi, tetapi juga warisan budaya yang kaya akan nilai sejarah dan identitas Korea. Selain itu, keindahan visual Hangeul dalam bentuk kaligrafi memiliki estetika yang unik.
How about this article?
- Like1
- Support0
- Amazing0
- Sad0
- Curious0
- Insightful1