Menjadi Jembatan Bahasa dan Budaya: Keseruan Temu Wicara Interpreter Korea–Indonesia (한국-인도네시아어 통역 경험담 토크쇼)
2025-08-27
Korean Cultural Center Indonesia (KCCI) kembali menghadirkan sebuah acara inspiratif bertajuk “Temu Wicara: Serunya Pengalaman Jadi Interpreter Bahasa Korea–Indonesia”. Acara ini dilaksanakan pada Selasa, 26 Agustus 2025 pukul 15.00 WIB di KOREA 360, Lotte Shopping Avenue Jakarta. Terbuka bagi siapa saja yang ingin mengenal lebih dekat dunia interpretasi profesional. Acara ini berhasil menarik perhatian banyak peserta yang penasaran dengan dunia penerjemahan lisan atau interpretasi, sebuah profesi yang tidak hanya menuntut kemampuan bahasa, tetapi juga kecepatan berpikir dan kepekaan budaya.
Dalam acara temu wicara yang sangat inspiratif ini, ketiga narasumber berbagi pengalaman unik mereka menjadi seorang interpreter di berbagai bidangnya. Mereka adalah Cempaka Citra, seorang Interpreter B2B Meeting sekaligus Simultaneous Interpreter untuk berbagai acara resmi; Widyanti Tampubolon atau yang akrab disapa Wikim, seorang Interpreter Korea–Indonesia yang telah terjun di panggung pameran internasional dan exhibition; serta Diana Petrina, seorang Show Interpreter yang piawai menghidupkan komunikasi di berbagai acara hiburan berskala besar termasuk konser dan fanmeeting artis Korea. Dengan keterampilannya, ia memastikan setiap pesan tersampaikan akurat sekaligus menyeluruh, menghadirkan pengalaman yang lebih imersif bagi penonton dan memperkuat ikatan emosional antara bintang Korea dengan para penggemarnya. Cempaka Citra, yang berpengalaman sebagai B2B Meeting dan Simultaneous Interpreter, berbagi cerita tentang dinamika pekerjaan yang penuh tantangan namun menyenangkan.

Melalui pengalaman menarik yang dibagikan oleh Cempaka Citra, Wikim, dan Diana Petrina, peserta semakin memahami bahwa interpreter bukan sekadar “menerjemahkan kata”, tetapi juga menjaga makna, emosi, dan pesan dari pembicara agar dapat dipahami secara utuh oleh audiens. Peserta pun diajak memahami bahwa profesi ini memerlukan keterampilan mendengar yang tajam, konsentrasi penuh, serta kemampuan untuk berpikir cepat dalam situasi yang menuntut akurasi tinggi. Di sisi lain, interpreter juga berperan menjaga kelancaran suasana komunikasi ketika terjadi potensi miskomunikasi di antara dua pihak. Sementara itu, Widyanti Tampubolon atau Wikim membagikan perjalanan kariernya sejak 2016, saat ia terjun sebagai interpreter dalam berbagai pameran dan expo internasional.

Banyak peserta terinspirasi untuk menjadi interpreter karena ingin berkontribusi dalam mempererat hubungan antarbangsa. Profesi ini memberikan kesempatan untuk bertemu dengan banyak orang, mulai dari akademisi, pebisnis, hingga tokoh budaya. Kisah-kisah dari para interpreter pun menginspirasi banyak anak muda. Ada yang berawal dari hobi belajar bahasa Korea melalui drama dan musik K-Pop, lalu akhirnya mengembangkan minat tersebut menjadi profesi yang menjanjikan. Tak kalah menarik, Diana Petrina yang dikenal sebagai Show Interpreter mengisahkan pengalamannya mendampingi konser, fan meeting, hingga pertunjukan artis Korea di Indonesia.

Suasana acara berlangsung seru dan interaktif. Banyak peserta yang aktif bertanya, mulai dari bagaimana cara mempersiapkan diri sebelum menerjemahkan, tips dan strategi untuk menjaga konsentrasi saat bekerja, hingga kisah-kisah unik yang pernah dialami para interpreter ketika menghadapi situasi tak terduga. Beberapa pertanyaan juga menyinggung soal peluang karir di bidang ini, serta bagaimana membangun kepercayaan diri ketika harus berdiri di depan banyak orang. Bagi sebagian besar peserta, acara ini menjadi pengalaman berharga karena mereka dapat melihat langsung bagaimana dunia interpretasi dijalani. Tidak sedikit yang merasa semakin termotivasi untuk mengasah kemampuan bahasa Korea maupun Indonesia agar suatu hari bisa berkontribusi sebagai interpreter profesional.
Melalui acara ini, berharap semakin banyak anak muda yang menyadari bahwa belajar bahasa bukan hanya tentang menguasai tata bahasa atau kosakata, melainkan juga membuka jalan menuju profesi yang inspiratif, penuh tantangan, sekaligus menyenangkan.

Pesan penutup dari Cempaka Citra, Wikim, dan Diana Petrina meninggalkan kesan yang mendalam. Mereka mendorong generasi muda untuk berani menekuni dunia interpreting dan tidak ragu memulai dari langkah kecil, misalnya dengan menerjemahkan kalimat sederhana terlebih dahulu. “Saya ingin membuka jalan bagi junior-junior yang bercita-cita menjadi Interpreter Korea–Indonesia. Profesi ini memang penuh tantangan, tetapi justru di situlah letak keseruannya. Terlebih, peluangnya sangat menjanjikan seiring semakin maraknya acara dan kegiatan yang mempertemukan budaya Korea dan Indonesia,” tutur Diana Petrina dengan penuh semangat inspirasi.
Dengan semangat itu, acara ini menjadi lebih dari sekadar sesi berbagi pengalaman, melainkan juga sebuah dorongan agar semakin banyak talenta muda yang siap menjembatani komunikasi dan mempererat hubungan antara Korea dan Indonesia. Melalui temu wicara ini, dunia interpreter tidak hanya terlihat sebagai profesi, tetapi juga sebagai misi budaya untuk memperkuat jembatan persahabatan antara Korea dan Indonesia.
How about this article?
- Like3
- Support0
- Amazing0
- Sad0
- Curious0
- Insightful0